Siswa SMP Jakarta Antusias Belajar Gambang Kromong
Jakarta - Festival Budaya Anak Bangsa VI yang berlangsung di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta menjadi sarana“petualangan budaya yang seru bagi ratusan siswa SMP di Jakarta. Mereka mendapat kesempatan untuk menikmati sajian budaya sekaligus terlibat di dalamnya. Para siswa ini pun tampak gembira ketika bisa memainkan alat musik Kong Ah Yan.
’’Seru. Awalnya sulit tapi setelah diajari cepet bisa,’’ ujar salah satu siswa yang mendapat kesempatan belajar Kong Ah Yan dari pemusik seni tradisional Betawi, Joko Sudar Sono alias Joko SS. Joko SS merupakan seniman Gambang Kromong yang telah melalang buana. Pada peringatan Kemerdekaan RI, Agustus lalu, Joko diundang bermain gambang kromong di Istana Negara.
Alat musik Kong AhYan merupakan satu bagian dari pertunjukan gambang kromong. Alat yang mirip dengan rebab pada alat musik Jawa ini, menurut Joko, merupakan alat musik Betawi yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa. Selain Kong Ah Yan, ada juga Teh Yan dan Su Kong. Namun, pada hari kedua Festival Budaya Anak Bangsa, Sabtu (22/11) kemarin, hanya Kong Ah Yan yang diajarkan kepada para siswa SMP dan SMK ini. Kong Ah Yan terbuat dari bahan kayu, batok kelapa, dawai dan alat geseknya terbuat dari bambu, kayu dan senar nilon.
Sekitar 200 siswa dari SMP N 1 Cikini, Jakarta, SMPN 179 Jakarta, SMPN 196 Jakarta, SMPN 280, Islamic Boarding School Darul Rahman dan SMK Angkasa memadati auditorium Teater Kecil. Mereka menikmati sajian gambang kromong yang menyajikan lagu-lagu khas Betawi seperti Jali-jali hingga lagu Suroboyan Rek Ayo Rek. Bahkan grup gambang kromong dari Sanggar Ksetra Kirana pimpinan Joko SS ini juga memainkan We Love Somebody.
Usai menampilkan sejumlah lagu, Joko SS pun meminta sejumlah siswa untuk naik ke panggung. ‘’Ayo siapa yang mau belajar, silakan naik,’’ ajak Joko. Beberapa siswa pun berebut naik panggung. Mereka lantas diberi satu alat untuk dimainkan. Joko menjelaskan cara memainkan alat dengan dua senar itu. Mulai bagaimana cara menggesek, posisi tangan, posisi jari dan cara meletakkan alat itu saat dimainkan. ‘’Jari telunjuk bertugas menekan nada La (6) dan Mi (3), jari tengah nada Si (7) dan Fa (4), jari manis nada Do (1) dan Sol (5),’’urai Joko sambil memeragakan apa yang dia katakan.
Setelah paham cara memainkan, para “seniman dadakan”ini diajak memainkan Jali-jali. Tepuk tangan pun menggema begitu lagu itu selesai dimainkan. “Kalau kita mau belajar, terbukti tidak sulit memainkan alat musik tradisional itu. Kita baru saja menyaksikan para seniman dadakan berhasil bermain gambang kromong. Tepuk tangan untuk para pemain,’’ kata Oetari Noor Permadi, kordinator acara Festival Budaya Anak Bangsa (FBA) VI yang memandu pentas.
Di hari kedua Festival itu, selain pentas musik, ada pula workshop menulis, fun fruit n vegie-arranging, dan pemutaran film Meksiko dan Perancis. Hari Minggunya (23/11), acara FBA diisi dengan Makan Bajamba (makan di daun pisang panjang) bersama Menteri LH dan Kehutanan pada pukul 11.00-13.00, lalu ada Indahnya Aneka Tari Nusantara (12.00-14.00) dan pertunjukan operet Malin Kundang dan pentas berbagai bangsa (15.30-18.00) (ew)
kirim ke teman | versi cetak | Versi PDF