MekarPribadi
Rubrik : Artikel
Yang Muda Yang Berkarya
2014-07-11 21:30:42 - by : admin

155
Anak dan Remaja Main Wayang Orang


 


Kerinduan menyaksikan gemulainya tari Jawa,
alunan gamelan,
dan lagu-lagu rakyat
terobati
saat menyaksikan pentas Wayang Orang Bharata dengan lakon ‘’Kongso Adu Jago”, 5
Juli 2014. Pertunjukan itu tak hanya obat rindu, tapi juga gambaran harapan
masa depan. Mengapa?


GEDUNG TUA bersejarah yang dibangun pada tahun
1821, yang
terletak di Jalan Gedung Kesenian Jakarta Pusat
ini, seakan menjadi saksi bisu kobaran semangat jiwa muda anak bangsa di dalam
pelestarian seni budaya, khususnya seni wayang orang.
Ya, sebanyak 155 orang yang terdiri dari pemain dan pendukung, yang sebagian besar adalah anak – anak dan remaja terlibat dalam pentas “Kongso Adu Jago” itu. Termasuk sutradara muda
Nugroho Aprihadi alias Supri.


Sebagian besar pemain dan pendukung acara
terdiri dari generasi muda
, dengan kisaran usia 5 sampai 18 tahun. Pagelaran wayang orang yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2014 ini sekaligus memperingati hari jadi kelompok Wayang Orang
Bharata yang telah memasuki usia 42 tahun
.


Dika,
salah satu pemain dalam pertunjukan itu mengaku senang bisa terlibat dalam
pagelaran kali ini. ‘’Seneng banget bisa main bareng teman-teman,’’ katanya
sumringah.


Kelompok
Wayang Orang Bharata ini termasuk ke dalam komunitas lintas generasi, karena
diwariskan secara turun-temurun.


Pada pagelaran
kali ini, para senior memberikan kesempatan secara penuh kepada generasi
penerusnya untuk dapat berkarya, menunjukkan kemampuan seni yang mereka miliki.
Bahkan, para pemain muda yang tampil di dalam pagelaran
ini merupakan regenerasi dari sutradara dan koreografer
kelompok Wayang Orang Bharata.


Kelompok Wayang Orang yang memiliki salam ‘Langgengmu adalah harapanku, lestarimu
adalah tanggung jawabku’
ini telah
memasuki generasi keenam semenjak pembentukan
awalnya pada tahun 1972.


Pagelaran
dengan lakon “Kongso Adu Jago” yang dipunggawai oleh Teguh Ampiranto sebagai penulis naskah, serta
Dewanto
Listyo S dan Groho Widagdo
sebagai koreografer ini
disebut-sebut sebagai pertunjukkan wayang orang masa kini.


Selain karena semua melibatkan generasi muda, juga
adanya sentuhan modern di dalam pertunjukkan yang disajikan. Di antaranya,
terlihat pada teknik pencahayaan dan konsep tata panggung.


Perpaduan drama wayang orang yang dikolaborasikan
secara cantik dengan tarian dan alunan gamelan Jawa menambah keistimewaan
penampilan dari kelompok Wayang Orang Bharata tersebut. Pesan moral yang
disampaikan di dalam isi cerita pun ikut menjadi nilai tambah pagelaran wayang
tersebut.


Kelompok
Wayang Orang Bharata merupakan salah satu contoh dari sekian banyak bentuk
pelestarian dan pengembangan budaya bangsa oleh generasi muda. Optimisme untuk dapat tetap mengibarkan
warisan peninggalan seni budaya Indonesia
harus tetap tumbuh di dalam jiwa, khususnya bagi para
generasi muda, calon – calon penerima tongkat estafet kebudayaan bangsa
Indonesia.


Mengingat
seni dan budaya memegang peran penting di dalam kemajuan bangsa. Seni dan
budaya dapat menjadi duta bagi Negara itu sendiri, karena salah satu cara
paling efektif dalam berinteraksi dan menjalin hubungan dengan Negara lain
adalah dengan melalui seni dan budaya. Untuk itu, kenali, cintai dan kembangkan
harta tak ternilai bangsa yaitu seni budaya Indonesia, sebagaimana pesan yang
selalu disampaikan oleh kelompok Wayang Orang Bharata bahwa ‘Gerakkan selalu
jiwa seni kita & buatlah bangsa tersenyum dengan melestarikan budaya
’.


Apresiasi pun datang dari penonton. Terlihat dari
penuhnya gedung pertunjukan saat pentas. Beberapa penonton mengaku senang
menonton wayang orang meski sering nggak ngerti bahasa Jawanya.


Terlepas dari itu semua, pentas ini menunjukkan bahwa
masih ada generasi muda yang tetap menjaga
dan mengembangkan seni budaya Indonesia. Sebuah kabar gembira di derasnya terpaan budaya luar melalui arus globalisasi
yang semakin kencang.
(ana/mekar)


 


 

MekarPribadi : http://localhost
Versi Online : http://localhost/article/37/yang-muda-yang-berkarya.html